TEKNIS BUDIDAYA CABAI
BUDIDAYA PERTANIAN ORGANIK
(BUDIDAYA CABAI)
A.PENDAHULUAN
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam
dihadapkan dengan berbagai masalah(resiko), diantaranya, teknis
budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit.
B. FASE PRATANAM
1)Pengolahan Lahan
>pupuk kandang dosis 0,5-1 ton / 1000 m2
>Diluku kemudian digaru (biarkan kira-kira 1 minggu)
>Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
>dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
>siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA (1-2 bt)
-SUPERNASA : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk).
Setiap 50 ltr air tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1 gembor
(kira-kira 10 liter) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan
ke bedengan 5-10 m.
-NASA : 1 gembor (10 ltr) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang 5-10 m
>Campurkan GLIO 100-200 gr (1-2 bungkus) dengan 50-100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
>Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig-zag (biarkan 1-2 minggu)
2. Benih
>Kebutuhan benih per 1000 m2 1-1,25 sachet Natural CK – 10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
>Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 – 1 tutup/liter air hangat kemudian diperam semalam.
C. FASE PERSEMAIAN
- Persiapan Persemaian : a) Arah persemaian menghadap ke timur dengan
naungan atap plastik atau rumbia. b) Media tumbuh dara campuran tanah
dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3: 1.
Pupuk kandang dicampur GLIO 100 gr dalam 25 – 50 kg pupuk kandang dan
didiamkan selama 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6
cm atau contong daun pisang.
- Penyemaian : a) biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang yang
telah disaring. b) Semprot POC NASA dosisi 1-2 tutup/tangki umur 10,17
HSS. c)Penyiraman dilakukan pada pagi/sore untuk menjaga kelembaban.
- Pengamatan Hama & Penyakit
a) Penyakit : 1. Rebah semai (
dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk, disebabkan oleh cendawan
Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara
pengendalian : tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah,
mengatur kelembaban degan mengurangi naungan dan penyiraman, jika
serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (10 gr) per 10 ltr air. 2.
Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu
pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan
Peronospora parasitica. Cara
mengatasi seperti penyakit rebah semai. 3.Kelompok virus, gejalanya
pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala
timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara
mengatasi : bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus
dengan BVR atau PESTONA.
b) Hama : 1. Kutu Daun Persik (
Aphid sp.), perhatikan
permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun
persik bersembunyi di bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun
persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg
ditemukan, semprot dgn BVR atau PESTONA. 2. Hama
Thrip parvispinus, gejala
serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap,
lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga.
Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi/sore
hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot
dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran. 3. Hama Tungau (
Polyphagotarsonemus latus). Gejala
serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian
bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga
tinggal batang dan cabang. perhatikan daun muda, bila menggulung dan
mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada
Aphis dan Thrip.
D.FASE TANAM
- Pemilihan Bibit : Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus, bibt memiliki 5-6 helai daun (umur 21 – 30 hari)
- Cara tanam : waktu tanam pagi atau sore hari, bila panas terik
ditunda. Plastik polibag dilepas. setelah penanaman selesai, tanaman
langsung disiram/disemprot POC NASA 3-4 tutup/tangki.
- Pengamatan Hama
.Ulat Tanah (
Agrotis ipsilon), aktif malam hari untuk
kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan
memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah
disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu
dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
.Ulat Grayak (
Spodoptera litura & S. exigua). Ciri ulat yang baru menetas/masih kecil berwarna